Minggu, 07 Agustus 2011

Ossoran Tempon Daomai Langi' Part II

Cerita  kedua bernama Ossoran tempon domai langi’,  cerita sejak dari langit yang oleh H. Van Der Veen.
  • Pada mulanya adalah langit dan bumi. Langit dan bumi menikah. Dilahirkanlah empat orang bernama  Puang di Lalundun, Labiu-biu, Indo’ Ongon-ongon, Simbolong Padang.
  • Simbolong padang menikah dengan Riba’. Dia menciptakan kilat, dia membuat berbagai benda yang tidak baik. Kemudian langit dan bumi berpisah. Sesudah itu, ketiga orang itu berembuk dan berkata : saudara perempuan kita (Simbolong Padang) sudah menciptakan yang tidak baik; sekarang siapakah yang akan menjalankan tugas untuk menyalakan Obor.
  • Lalu Indo’ Ongon-ongon turun ke Dunia di bawah Bumi dan menikah dengan Pong Tulakpadang. Dia menciptakan gempa Bumi, dia membuat angin, dia menciptakan malam. Pong di Lalundun naik ke Cakrawala dan menikah dengan Gauntikembong; lalu lahirlah Pong Bero-bero.
  • Dia membuat bintang-bintang, ia menciptakan Bulan, ia menjadikan Matahari. Pada mulanya hanya terang yang ada, tidak ada siang hari, tidak ada malam hari. Pong Bero-bero menikah dengan Arrangdibatu. Puang Matua pertama lalu dilahirkan, dengan gelar Puang Tongkon.
  • Puang Tongkon menikah dengan Tumba’ Paparilangi’, lalu lahirlah Puang Matua, tugasnya mengawasi Aluk. Indo’ Samadenna dilahirkan; dilahirkan pula Barrangdilangi’. Indo’ Samadenna naik ke Bulan, Barrangdilangi’ ke Matahari. Lalu Puang Matua melihat kulit Langit, pada mulanya kulit Langit itu masih tipis.
  • Pada mulanya hanyalah Ba’tan , dimasak dalam bambu, dimakan sebagai nasi dan burung pipit sebagai Lauknya. Sebuah kalung tipis dibuat menjadi benang, ia direntangkan seperti Besi yang dilebur. Kemudian dibuatlah puputan kembar, lalu muncullah dua buah landasan (Paron) saling bergantian. Puputan kembar itu ditegakkan sampa ke titik Cakrawala mendua. Kemudian dibentuklah kulit Cakrawala yang disebut Pattalabunga.
  • Dataran Bumi yang luas digulung, gunung-gunung yang tinggi berjejer dalam barisan. Nenek moyang dari batu-batuan diciptakan dan disebut Pattalabintin. Dibuatlah peraturan-peraturan adat, Tujuh Juta Tujuh Ratus Tujuh Puluh Tujuh Ribu Tujuh Ratus Tujuh Puluh Tujuh.
  • Nenek Moyangnya air bermukim dilembah antara gunung-gunung. Bubuk Emas didulang dari air bersama dengan emas murni yang asli. Nenek Moyang dari Nasi diciptakan dengan nama Bumbunganrante alias Kambunolangi’

Dalam cerita ini dikisahkan juga penciptaan nenek moyang para budak, namanya Pottokembang. Dia dipekerjakan sebagai kerbau di sawah.
Nenek moyang manusia, Datulaukku, diciptakan dari unsur yang sama, yaitu emas murni dari sebelah barat, bersama-sama dengan nenek moyangnya kapas, hujan, ayam, kerbau, besi dan nasi. Emas adalah unsur bahan yang dipakai dalam penciptaan. 


Sumber : Injil dan Tongkonan, DR. T. Kobong

Tidak ada komentar: