Selasa, 23 Agustus 2011

Arti dan Makna Ukiran

J.S. SANDE 1988 Dalam bukunya menyatakan bahwa ukiran Toraja mengandung arti dan nilai-nilai kehidupan yang berhubungan erat dengan falsafah hidup orang Toraja. Ukiran Toraja umumnya berupa nasehat-nasehat agar menjalani hidup ini dengan baik dan benar, selalu bekerja keras, saling menghargai serta senantiasa membina persatuan dan kekeluargaan serta ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Arti dan makna ukiran Toraja dijelaskan sebagai berikut:
Sang Pencipta
Pa’Barre Allo

Berasal dari Bahasa Toraja, yaitu Barre: Bulatan atau Bundaran dan Allo: Matahari. Pa’Barre Allo berarti ukiran yang menyerupai matahari yang bersinar terang, memberi kehidupan kepada seluruh mahluk penghuni alam semesta. Ukiran ini diletakkan pada bagian rumah adat yang berbentuk segitiga dan mencuat condong keatas yang dalam bahasa Toraja disebut Para Longa, dan di letakkan di bagian belakang dan depan Rumah adat. Ukiran ini biasa diletakkan diatas ukiran Pa’Manuk Londong.
Pa' Barre Allo
Manusia
Ne’ Lingbongan
Menurut cerita, Ne’ Limbongan adalah nama seorang ahli bangunan pada zaman dahulu yang menciptakan ukiran-ukiran tradisional Toraja.
 
Ne' Limbongan
Sedangkang menurut arti katanya Limbong berarti danau atau sumber air yang tidak pernah kering, memberi kehidupan dan kesegaran bagi manusia, flora dan fauna di lingkungan sekitarnya. Ukiran ini bermakna bahwa orang Toraja bertekad memperoleh rexeki dari empat penjuru mata angin (utara, timur, barat, dan selatan) bagaikan mata air yang bersatu dalam satu danau dan memberi kebahagiaan kepada keturunannya.
Pa’ Ulu Karua
Berasal dari dua kata (Toraja) yaitu Ulu: Kepala, dan Karua: Delapan. Menurut mitos, Toraja dahulu kala ada delapan orang Toraja yang masing-masing menurunkan ilmu pengetahuan menyangkut kehidupan ini. Kehidupan orang ini diciptakan oleh Puang Anggemaritik (Puang Matua atau Tuhan) dalam sebuah puputan kembar ajaib dan masing-masing di karunia Ilmu pengetahuan yang berbeda-beda. Makna ukiran ini adalah orang Toraja mengharapkan dalam rumpun keluarga mereka, muncul orang yang memiliki ilmu yang tinggi dan berguna untuk kepentingan masyarakat.
Pa' Ulu Karua
Pa’ Talinga
Talinga Artinya telinga. Telinga adalah salah satu alat indra manusia yang berfungsi untuk mendengar. Maknanya adalah agar semua hal yang kita dengar, baik dan buruk dapat memberi hikmah dan pelajaran dalam mengarungi kehidupan ini
Pa' Talinga
Pa’Re’po Sangbua
Berasal dari dua kata (Toraja) yaitu : Re’po : Menari lincah sambil melipat lutut membentuk siku-siku, Sangbua : Tunggal.  Ukiran ini berupa garis siku-siku serong yang berlapis-lapis yang membentuk satu kesatuan. Bentuk ukiran ini biasanya pada lumbung disekeliling balok pelintang tumbuan dinding yang dalam bahasa Toraja disebut Samborinding
Pa' Re'po Sangbua

Ukiran ini melambangkan kebersamaan dan kegotong-royongan masyarakat Toraja. Segala sesuatu jika dikerjakan bersama pasti menjadi lebih mudah, lancar dan Ringan.
Peralatan
Pa’Kadong Pao
Berasal dari dua kata (Toraja) yaitu Kadong: Kait dan Pao: Mangga. Ukiran ini menyerupai alat penjolok/pengait mangga yang biasa digunakan oleh orang Toraja. Pengait tanpa ada manusia yang menggunakannya tidak mungkin mendatangkan hasil, begitu juga sebaliknya. Makna ukiran bahwa untuk memperoleh hasil yang baik, membutuhkan kerjasama dengan pihak lain. Karena tidak semua hal bisa dikerjakan sendiri. Arti lainnya adalah bahwa untuk memperoleh harta benda yang akan masuk ke dalam rumah bagaikan dikait dengan cara yang jujur.
Pa' Kadong Pao
Pa’Sekong Kandaure
Berasal dari dua kata (Toraja) yaitu Sekong: Lengkung, lingkar, atau kelok yang membentuk garis siku-siku. Kandaure : Perhiasan/aksesori yang digunakan oleh wanita bila mengenakan pakaian adat. Bahannya adalah manik-manik yang dianyam.
 
Pa' Sekong Kandaure
Ukiran ini bermakna agar keturunan atau anak cucu selalu hidup dalam kebahagiaan bagaikan cahaya dan indah seperti Kandaure.
Pa’Sekong Anak
Berasal dari dua kata (Toraja) yaitu Sekong: Lengkung, lingkar, atau kelok yang membentuk garis siku-siku. Anak: Anak.
Pa' Sekong Anak
Ujung pada lingkar yang paling dalam di ukiran ini bagaikan letak bayi dalam rahim ibunya. Maknanya, sebagai manusia, kita jangan tertutup dan berbelit-belit dalam setiap persoalan tetapi harus terbuka dan senantiasa berkata jujur karena hal itu akan mempermudah penyelesaian masalah.
Pa’Sekong Dibungai
Dibungai dalam bahasa Toraja berarti diberi bunga atau hiasan. Ukiran ini menyerupai segi empat sama sisi yang ujungnya tersembunyi pada bagian tengah dan bagian bingkai pingganggnya biasa diberi hiasan motif segitiga atau stengah lingkaran 
Pa' Sekong Dibungai
Maknanya bahwa dalam hidup ini ada hal-hal yang harus dirahasiakan demi kepentingan orang lain, keluarga maupun masyarakat.
Pa’Papan Kandaure
Ukiran yang berbentuk sebilah Papan yang bermotif seperti motif yang terdapat pada Kandaure. Kandaure adalah perhiasan yang dahulu hanya dimiliki oleh kaum bangsawan dan keluarga kaya. Terbuat dari untaian manik-manik yang beraneka warna.
Pa' Papan Kandaure
Ukiran ini maknanya agar kehidupan keluarga besar beserta anak cucunya hidup dalam kedamaian dan selalu bersatu dalam satu mata rantai bagaikan butir mani-manik tetap bersatu dalam seutas benang dan dapat menyenangkan dan berguna bagi kehidupan orang lain.
Pa’Kabu’ Baka
Kapu’ berarti ikatan atau simpulan dan Baka artinya bakul atau keranjang. Ukiran ini menyerupai simpul-simpul pada bakul yang dahulu diigunakan sebagai tempat menyimpan harta atau benda-benda berharga. Simpul ini sangat rapi sehigga ujung simpul dari tali tidak kelihatan.
Pa' Kapu' Baka
Maknanya bahwa kita harus menjadi orang yang dapat dipercaya, apabila ada rahasia, harus dijaga dengan sebaik-baiknya.
Pa’Pollo Gayang
Pollo’ artinya buntut atau bagia belakang dan Gayang artinya adalah keris emas. Ukiran ini berbentuk seperti bagian belakang keris emas tersebut. Gayang adalah harta benda yang berharga paling mahal dan bernilai tinggi bagi orang Toraja dan dianggap Mulia.
Pa' Pollo' Gayang
Ukiran ini dipercaya dapat membawa perasaan damai dalam kehidupan, mudah rezeki dalam mencari nafkah.
Pa’Ulu Gayang
Ulu berarti kepala dan Gayang berarti Keris Emas, ukiran ini berbentuk seperti hulu keris emas. Ukiran ini mempunyai makna agar kita sebagai manusia dalam berjuang untuk mendapatkan ketentraman dalam hidup ini harus senantiasa menghadapinya dengan kepala dingin serta cara yang jujur.
Pa' Ulu Gayang
Pa’Manik-manik
Berasal dari kata Manik-manik, sejenis perhiasan tradisional yang terbuat dari emas yang bentuknya bulat atau seperti silinder yang berlubang di tengahnya. Biasanya disusun berderet dalam seutas benang. Ukiran ini umumnya diletakkan di dinding Rumah adat.
Pa' Manik-manik
Makna ukiran ini adalah agar rumpun keluarga mempunyai keturunan yang banyak seperti butiran manik-manik. Ukiran ini juga dapmengandung ajaran dan peringatan kepada keturunan supaya selalu berusaha dan bekerja keras agar sentosa dalam hidup.
Pa’Boko’ Komba Kalua’
Berasal dari kata Boko’ yang artinya belakang dan Komba yaitu perhiasan tradisional Toraja berupa Gelang. Kalua’ artinya lebar atau besar.
Pa' Boko' Komba Kalua'
Ukiran ini seperti motif bagian belakang gelang emas besar. Ukiran ini melambangkan tanda kewibawaan dan kebesaran bagi bangsawan-bangsawan Toraja. 
Pa’ Sepu’ To Rongkong
Sepu’ adalah pundi-pundi tempat sirih dan Rongkong adalah nama sebuah daerah di Kabupaten Luwu. Ukiran ini menyerupai motif saluman pada pundi tempat sirih orang rongkong yang masih serumpun dengan orang Toraja.
Pa' Sepu' Torongkong

Maknanya bahwa antar orang Toraja dan orang Rongkong masih mempunyai hubungan karena berasal dari rumpun yang sama.
Pa’Sekong Sala
Pa’sekong Salah artinya silang atau palang yang berbaik pada kedua ujungnya. Kedua ujung yang berbentuk siku-siku selalu salah, atau tidak pernah bertemu.

Pa' Sekong Sala
Ukiran ini biasa diletakkan pada dinding rumah adat Toraja. Sebagai tanda peringatan agar selalu berhati-hati dalam menempuh kehidupan ini. Tidak mencampuri urusan orang lain karena dapat menimbulkan hal-hal yang membahayakan.
Pa’Sulan Sangbua
Pa’Sulan Sangbua berarti sulaman atau lipatan tunggal, lipatan ini bisa ditemui pada sirih atau tembakau. Orang-orang tua di Toraja senang makan sirih karena baik untuk gigi dan sarana komunikasi dalam pergaulan. Ukiran ini melambangkan kebesaran bagi bangsawan
Pa' Sulan Sangbua'
Pa’ Sala’bi’ Dito’mokki
Sala’bi’ berarti pagar yang dibuat dari belahan-belahan bambu atau penghalang. Tommok artinya ditekan dengan ujung jari.
Pa' Sala'bi Dito'mokki
Ukiran ini menyerupai anyaman bersilang dari belahan bambu yang biasanya diletakkan pada dinding rumah adat. Dalam hal ini Sala’bi’ berguna untuk menghalangi atau menangkal semua hal yang tidak baik. Maknanya agar anak cucu keturunan selalu terhindar dari segala wabah penyakit dan macam-macam bahaya.
Pa’Sala’bi’ Dibungai
Pa’Sala’bi’ Dibungai adalah ukiran yang menyerupai anyaman bersilang dari belaham bambu yang biasanya diletakkan pada dinding rumah adat terutama pada bagian depan rumah terutama yang dekat dengan pintu. Ujung-ujung belahan bambu ini biasa diruncingkan sehingga menyerupai ujung tombak yang sukar untuk dilewati
Pa' Sala'bi Dibungai
Maknanya agar kita harus selalu menjaga dan membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar berhasil mengaruhi hidup yang penuh gelombang dan tantangan.
Pa’Sempa
Adalah ukiran berbentuk tanda silang. Ukiran ini sebagai simbol larangan, biasanya diletakkan pada pintu rumah dan pintu lumbung. Maknanya setiap orang yang melakukan perbuatan tidak terpuji akan mendapat hukuman. Itu hukum adat maupunun hukuman dari Sang Pencipta.
Pa' Sempa
Pa’Sala’bi Biasa
Ukiran yang berbentuk seperti anyaman pagar bambu ini mempunyai makna agar kita senantiasa berhati-hati terhadap semua kemungkinan buruk, baik berupa serangan penyakit ataupun musuh. 
Pa' Sala'bi Biasa
 









Tidak ada komentar: