Selasa, 13 Juli 2010

Ma'tinggoro

Kata Ma’tinggoro adalah kata yang berasal dari bahasa yang digunakan orang Tana Toraja dalam menyembelih/ memotong kerbau. Cara ini bisa dibilang sangat sadis dan terkesan menyiksa hewan serta menakutkan, yaitu dengan memegang tali kerbau sambil membuat posisi kerbau menengadah (posisi leher hampir membentuk sudut 90o) untuk mempermudah parang panjang (buatan Toraja) menyilang di leher kerbau sampai darah keluar dan terpencar bebas ke tanah. Begitulah cara dan proses yang digunakan orang Toraja untuk membunuh seekor kerbau dalam rangkaian pesta kematian. Ma'tinggoro tedong (Pemotongan kerbau dengan ciri khas masyarkat Toraja, yaitu dengan menebas kerbau dengan parang dan hanya dengan sekali tebas), biasanya kerbau yang akan disembelih ditambatkan pada sebuah batu yang diberi nama Simbuang Batu. Kerbau Tedong Bonga adalah termasuk kelompok kerbau lumpur merupakan endemik spesies yang hanya terdapat di Tana Toraja. Ke-sulitan pembiakan dan kecenderungan untuk dipotong sebanyak-banyaknya pada upacara adat membuat (sumber daya genetika) asli itu terancam kelestariannya. Menjelang usainya Upacara Rambu Solo', keluarga mendiang diwajibkan mengucapkan syukur pada Sang Pencipta yang sekaligus menandakan selesainya upacara pemakaman upacara adat Rambu Solo' (upacara untuk pemakaman). setiap upacara kematian di Tana Toraja pihak keluarga dan kerabat almarhum berusaha untuk memberikan yang terbaik. Caranya adalah dengan membekali jiwa yang akan bepergian itu dengan pemotongan hewan-biasanya berupa kerbau dan babi-sebanyak mungkin.

Tidak ada komentar: