Aluk adalah aturan keagamaan yang menjadi sumber dari budaya dan pandangan hidup leluhur suku Toraja yang mangandung nilai-nilai religius yang mengarahkan pola-pola tingkah laku hidup dan ritual suku Toraja untuk mengabdi kepada Puang Matua. Cerita tentang perkembangan dan penyebaran Aluk terjadi dalam 2 Tahap yaitu :
- Tipamulanna Aluk ditampa dao langi’ yakni permulaan penciptaan Aluk diatas langit
- Mendemme’ di kapadanganna yakni Aluk diturunkan kebumi oleh Puang Buru Langi’ dirura. Kedua tahapan ini merupakan mitos.
Selain dari pada itu terdapat Aluk Sanda Pitunna disebarluaskan oleh tiga tokoh, yaitu :
- Pongkapadang bersama Burake Tattiu’ menuju bagian barat Tana Toraja yakni ke daerah Bonggakaradeng, sebagian Saluputti, Simbuang sampai pada Pitu Ulunna Salu Karua Ba’bana Minanga, dengan membawa pranata Sosial yang disebut dalam bahasa Toraja “To Unnirui Suke Pa’pa, to ungkandei kandian saratu” yakni pranata Sosial yang tidak mengenal Strata.
- Pasontik bersama Burake Tambolang menuju ke daerah-daerah sebelah timur Tana Toraja, yaitu daerah Pitung Penanian, Rantebua, Tangdu, Ranteballa, Ta’bi, Tabang, Maindo sampai ke Luwu Selatan dan Utara dengan membawa pranata social yang disebut dalam Bahasa Toraja “ To Unnirui’ Suke dibonga, To ungkandei Kandean Pindan”, yaitu prana Sosial yang menyusun tata kehidupan masyarakat dalam tiga strata social
- Tangdilino bersama Burake Tangngana ke daerah bagian tengah Tana Toraja dengan membawa pranata Sosial “To Unnirui’ Suke dibonga, to ungkandei kandean pindan” yaitu pranata social yang menyusun tata kehidupan masyarakat dalam tiga strata sosoal. Tangdilino diketahui menikah dua kali, yaitu Buen Manik, perkawinan ini membuahkan delapan anak. Perkawinan Tangdilino dengan Salle Bi’ti’ dari Makale membuahkan seorang anak. Kesembilan anak Tangdilino tersebar keberbagai daerah, yaitu Pabane menuju Kesu’, Parenge menuju Buntao’, Pasontik ke Pantilang, Pote’ Malla ke Rongkong (luwu), Bobonglangi menuju Pitu Ulunna Salu Karua Ba’bana Minanga, Bue ke daerah Duri, Bengkudu Ma’dandan ke Bala (Mengkendek, Sirrang ke Dangle.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar