Kata Ma’tinggoro adalah kata yangberasal dari bahasa yang digunakanorang Tana Torajadalam menyembelih/memotong kerbau. Cara ini bisa dibilangsangat sadis dan terkesan menyiksa hewanserta menakutkan, yaitu dengan memegangtali kerbau sambil membuat posisi kerbaumenengadah (posisi leher hampir membentuksudut 90o) untuk mempermudah parangpanjang (buatan Toraja) menyilang di leherkerbau sampai darah keluar dan terpencarbebas ke tanah. Begitulah cara dan prosesyang digunakan orang Toraja untuk membunuhseekor kerbau dalam rangkaian pestakematian.Ma'tinggoro tedong (Pemotongan kerbau dengan ciri khas masyarkat Toraja, yaitu dengan menebas kerbau dengan parang dan hanya dengan sekali tebas), biasanya kerbau yang akan disembelih ditambatkan pada sebuah batu yang diberi nama Simbuang Batu.Kerbau Tedong Bonga adalah termasuk kelompok kerbau lumpur merupakan endemik spesies yang hanya terdapat di Tana Toraja. Ke-sulitan pembiakan dan kecenderungan untuk dipotong sebanyak-banyaknya pada upacara adat membuat (sumber daya genetika) asli itu terancam kelestariannya. Menjelang usainya Upacara Rambu Solo', keluarga mendiang diwajibkan mengucapkan syukur pada Sang Pencipta yang sekaligus menandakan selesainya upacara pemakaman upacara adat Rambu Solo' (upacara untuk pemakaman). setiap upacara kematian di Tana Toraja pihak keluarga dan kerabat almarhum berusaha untuk memberikan yang terbaik. Caranya adalah dengan membekali jiwa yang akan bepergian itu dengan pemotongan hewan-biasanya berupa kerbau dan babi-sebanyak mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar